Senin, 21 Januari 2019

KURSUS KOMPUTER MAJALENGKA-TARIAN-TARIAN NUSANTARA

KURSUS KOMPUTER MAJALENGKA
Tari Cokek dari Daerah Tangerang
tari-cokek
Tari Cokek ialah seni peragaan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan tujuh orang laki-laki pemegang gambang kromong, perangkat musik yang mengiringinya. Alunan musik gambang kromong adalahhasil kombinasi suara yang dimunculkan oleh rebab dua dawai, suling, kempul, gong, kendang dan kecrek.

Tari Seudati dari Daerah Istimewa Aceh
tari-seudati
Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh ekuilibrium dengan keadaan keagamaan. Tarian ini paling disenangi dan familiar di wilayah Aceh. Tari Seudati ialah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi / menyatakan / pernyataan terhadap Tiada Tuhan di samping Allah, dan Nabi Muhammad duta Allah.

Tari Legong dari Daerah Bali
tari-legong
Legong adalahsekelompok tarian klasik Bali yang mempunyai pembendaharaan gerak yang paling kompleks yang terbelenggu dengan struktur tabuh pengiring yang konon adalahpengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang dengan kata lain gerak tari yang fleksibel atau elastis dan "gong" yang dengan kata lain gamelan. "Legong" dengan begitu berisi makna gerak tari yang terbelenggu (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang digunakan mengiringi tari legong disebut Gamelan Semar Pagulingan.

Tari Andun dari Daerah Bengkulu
tari-andun
Tari Andun adalahsalah satu tarian rakyat yang dilaksanakan pada ketika pesta perkawinan. Biasanya dilaksanakan oleh semua bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari andun seringkali digunakan sebagai sarana menggali jodoh setelah berlalu panen padi. Sebagai format pelestariannya, ketika ini dilaksanakan sebagai di antara sarana hiburan untuk masyarakat terutama bujang gadis.

Tari Selampit Delapan dari Daerah Jambi
tari-selampit-delapan
Tari Selampit Delapan adalahtari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi. Tari ini kesatu kali diperkenalkan oleh M. Ceylon saat bertugas pada Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Dalam perkembangannya, tari itu kemudian diputuskan menjadi di antara tarian khas Provinsi Jambi.

Tari Reog Ponorogo dari Daerah Jawa Timur
tari-reog-ponorogo
Reog ialah salah satu kesenian kebiasaan yang berasal dari Jawa Timur unsur barat-laut dan Ponorogo dirasakan sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Reog ialah salah satu kebiasaan daerah di Indonesia yang masih paling kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Reog modern seringkali dipentaskan dalam sejumlah peristiwa laksana pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari sejumlah rangkaian 2 hingga 3 tarian pembukaan. Adegan dalam seni reog seringkali tidak mengekor skenario yang tersusun rapi. Disini tidak jarang kali ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton.

Tari Cakalele dari Daerah Maluku

Tarian Cakalele atau tarian kebesaran ialah tarian perang yang ketika ini lebih tidak jarang dipertunjukan guna menyambut tamu agung maupun guna acara yang mempunyai sifat adat. Cakalele adalahtarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh selama 30 laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria seringkali menggunakan parang dan salawaku sementara penari wanita memakai lenso (sapu tangan). Cakelele adalahtarian tradisional khas Maluku.

Tari Tanggai dari Daerah Sumatera Selatan
tari-tanggai
Tari tepak atau tari tanggai yang biasa digelarkan guna menyambut tamu-tamu terhormat. Tarian ini mempunyai persamaan dengan tari Gending Sriwijaya. Perbedaannya pada jumlah penari dan busananya. Tari tepak atau tanggai dibawakan oleh 5 penari sementara tari Gending Sriwijaya 9 penari. Tari Tanggai tidak jarang dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat Sumatera Selatan, acara-acara sah organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah. Sanggar-sanggar seni di kota Palembang tidak sedikit yang meluangkan jasa pergelaran tarian tanggai ini, menyeluruh dengan kemewahan pakaian adat Sumatera Selatan.

Tari Topeng dari Daerah Betawi
tari-topeng
Tarian Topeng, di antara khazanah kebiasaan di Indonesia. Jakarta adalahhasil perpaduan antara kebiasaan masyarakat terdapat di dalamnya. Tari Topeng ialah visualisasi gerak, yang diciptakan nenek moyang tanpa melewati konsep. Ada pengaruh kebiasaan Sunda, tetapi mempunyai ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya memakai topeng yang serupa dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, tetapi dalam topeng betawi menggunakan bahasa Betawi. Dalam topeng betawi sendiri terdapat tiga unsur: musik, tari dan teater.

Tari Serampang Dua Belas dari Daerah Sumatra Utara
tari-serampang-duabelas
Tari Serampang Dua Belas adalahsalah satu dari sekian tidak sedikit tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari ini adalahjenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang berisi pesan mengenai perjalanan cerita anak muda dalam menggali jodoh, mulai dari perkenalan sampai menginjak tahap pernikahan.

Tari Tor-Tor dari Daerah Batak
tari-tor-tor
Tari tor-tor ialah tarian yang gerakannya se-irama dengan iringan musik (Margondang) yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisional laksana gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain. Berdasarkan keterangan dari sejarahnya tari tor-tor dipakai dalam acara ritual yang bersangkutan dengan roh, dimana roh itu dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (adalahsimbol dari leluhur), kemudian patung itu tersebut bergerak laksana menari akan namun gerakannya kaku. Gerakan tersebut mencakup gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.

Tari Jaipong dari Daerah Jawa Barat
tari-jaipong
Jaipongan ialah sebuah genre seni tari yang bermunculan dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya ialah Ketuk Tilu menjadikannya memahami dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang terdapat pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan sejumlah ragam gerak minced dari sejumlah kesenian di atas lumayan memiliki ilham untuk mengembangkan tari atau kesenian yang sekarang dikenal dengan nama Jaipongan.
Tari jaipong atau yang tidak jarang disebut dengan "Jaipongan" ialah sebuah tarian tradisonal yang memperlihatkan suatu jenis tarian dan musik yang merujuk dari kekayaan seni di indonesia, terutama Jawa Barat. tari jaipong ditemukan oleh Gugum Gumbira, seorang seniman asal kota kembang Bandung selama tahun 1960-an.
Jaipongan ialah tarian yang dipakai oleh masayarakat guna bergaul, tari ini pun disebut sebagai tari Pergaulan masyarakat sunda. tari ini semakin berkembang dan terus dikembangkan, sampai akhirnya tarian ini bisa diterima oleh masyarakat dan populer di mata masyarakat semenjak tahun 1970-an.
Seni peragaan tarian ini adalahsebuah tarian yang paling populer dengan sebutan Perkembangan Ketuk Tilu, sebab memang sebetulnya tarian ini adalahtarian yang di rajut dari Ketuk Tilu yang di kembangkan sampai akhirnya diberi nama Tari Jaipong (Jaipongan). Adapun karakteristik yang paling kental dapat disaksikan dari tarian ini yakni tarian yang simpel alami dan apa adanya, dilaksanakan dengan spontanitas, serta tarian ini memperlihatkan keceriaan, erotis, humoris dan tentunya motivasi yang luar biasa, urusan ini dapat anda lihat secara langsung dari pertunjukannya.
Meski tarian ini termasuk dalam kelompok tarian yang masih berusia muda tarian ini telah dapat menjadi tarian sah asal Jawa Barat yang sudah tidak jarang di pakai pada ketika upacara-upacara penyambutan tamu dari negara asing.

Tari Klasik Keraton Surakarta dari Jawa Tengah
tari-klasik-keraton
Disebut sebagai tari klasik Surakarta sebab bersumber pada tradisi kebiasaan di lingkungan kraton. Semua gerakan baik tersebut tangan, kaki, badan maupun kepala mempunyai aturan sendiri-sendiri. Gerakan tertentu bahkan mempunyai filosofi yang penuh pesan, tidak sekedar menggambarkan  sebuah aktivitas. Belum lagi pakaian yang mesti dikenakan dan musik yang mengiringi. Unsur-unsur itulah yang membuatnya bertolak belakang dengan tari-tarian rakyat yang bersumber pada ekspresi masyakarat lokasi dimana tarian tersebut berkembang. Menikmati tari klasik jawa di lokasinya dilahirkan, ibarat menjadi bangsawan di masa kerajaan.

Tari Serimpi dari Jawa Tengah
tari-srimpi
Tari Serimpi ialah jenis tarian tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat orang penari yang semuanya ialah wanita. Jumlah ini cocok dengan makna kata serimpi yang berarti 4. Berdasarkan keterangan dari Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat penari sebagai simbol dari empat penjuru mata angin yaitu Toya (air), Grama (api), Angin(udara) dan Bumi (tanah). Sedangkan nama peranannya ialah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang menggambarkan  tiang Pendopo.
Nama serimpi sendiri oleh Dr. Priyono dikaitkan dengan akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan lemah gemulai tarian serimpi yang berdurasi ¾ sampai 1 jam itu dirasakan mampu membawa para pemirsa ke alam beda (alam mimpi). Konon, timbulnya tari Serimpi bermula dari masa kejayaan Kerajaan Mataram, ketika Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Dan tarian ini dirasakan sakral karena melulu dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai ritual kenegaraan sampai peringatan Naik Takhta Sultan.

Tari Barong dari Bali
tari-barong
Tari Barong ialah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini mencerminkan pertarungan antara kebaikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebaikan dilakonkan oleh Barong, yakni penari dengan kostum hewan berkaki empat, sedangkan wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yakni sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada sejumlah jenis Tari Barong yang biasa diperlihatkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, salah satu jenis-jenis Barong itu yang sangat sering menjadi suguhan wisata ialah Barong Ket, atau Barong Keket yang mempunyai kostum dan tarian lumayan lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya mencerminkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan pun dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari memungut posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sedangkan penari kedua sedang di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh bertolak belakang dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, kisah yang dimainkan dalam peragaan ini berbeda, yaitu kisah pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, laksana Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta semua pengikut Rangda.

Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi
tari-bedhaya
Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi itu dibuat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X satu tahun setelah dinobatkan menjadi raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Karya seni tari yang dicukil dari serat Pararaton tersebut mengkisahkan pergulatan asmara serta kepemimpinan yang dipersembahkan Sultan HB X untuk memperingati ayahanda, Sri Sultan HB IX. Pergelaran tari tersebut memperlihatkan gerak dan pengaturan koreografis tanpa cacat dalam menggambarkan cerita Ken Arok dan sang Pradnya Paramitha Ken Dedes di suatu masa yang berbunga dan padat politik kerajaan itu. Menari memang tak melulu sekedar menghafal gerak. Menari ialah efek ekspresi jiwa, sampai-sampai dengan begitu semua tubuh jumbuh, menyatu dalam suatu kesatuan gerak. Gerakan tubuh bukan sebatas interprestasi dari jasmani semata-mata, tapi pun batin. Roso. Perasaan. Memang ada suatu motif di sana. Pemerintahan Sang Amurwabhumi agaknya mengusahakan harmoni antara keyakinan Hindu dan Budha. Di kraton Yogyakarta terdapat ketentraman kebiasaan yang tidak jarang kali diupayakan supaya ia terawat baik, untuk kehidupan juga untuk bangsanya.

Kursus Komputer di Majalengka
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka


Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka


(0233) 8281236 | 085216667297

Tidak ada komentar:

Posting Komentar