Biodata Fatmawati Soekarno
Nama : Fatmawati Soekarno
Nama Asli : Fatimah
Lahir : Bengkulu, 5 Februari 1923
Wafat : Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980
Agama : Islam
Orang Tua : Hasan Din (ayah), Siti Chadijah (ibu)
Suami : Ir. Soekarno
Anak : Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra
Profil dan Biografi Fatmawati Soekarno
Mengenai profil atau biografi Fatmawati Soekarno. Beliau bermunculan pada hari Senin, 5 Pebruari 1923 Pukul 12.00 Siang di Kota Bengkulu. Nama Aslinya ialah Fatimah. Ia adalahputri tunggal dari family H. Hassan Din dan Siti Chadidjah.
Masa kecil Fatmawati sarat tantangan dan kesulitan, dampak sistem kolonialisme yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ayahandanya, Hassan Din semula ialah pegawai perusahaan Belanda, Bersomij di Bengkulu.
Tetapi sebab tidak inginkan meninggalkan kegiatannya sebagai anggota Muhammadiyah, ia kemudian terbit dari perusahaan itu. Setelah itu, Hassan Din tidak jarang berganti usaha dan beralih ke sebanyak kota di area Sumatera Bagian Selatan.
Keturunan Bangsawan
Tidak tidak sedikit diketahui orang bahwa sebetulnya Fatmawati adalahketurunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Sang ayah Hassan Din ialah keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur bila diartikan ialah putri yang cantik, sederhana, bijaksana.
Tak heran bila Fatmawati memiliki sifat budiman dan mengayomi. Jalinan cinta antara Bung Karno dan Fatmawti pada tadinya membutuhkan perjuangan yang paling berat.
Masa Kecil
Fatmawati mengenyam edukasi dasarnya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) atau setara SD. Fatmawati lantas melanjutkan pendidikannya di sekolah yang dikelola oleh organisasi katolik.
Sejak kecil Fatmawati menyukai pekerjaan organisasi. Fatmawati bahkan aktif dalam organisasi Naysatul Asyiyah, suatu organisasi wanita dibawah Muhammadiyah.
Bertemu Dengan Soekarno
Dalam Biografi Fatmawati Soekarno diketahui bahwa perkenalan Fatmawati dengan Soekarno dibuka ketika Soekarno dialihkan ke lokasi perasingan di Bengkulu sesudah dari wilayah Flores, NTT.
BACA JUGA : Biografi dr. Lie Dharmawan - Dokter 'Gila' Para Kaum Miskin
Di Bengkulu, Soekarno bekerja sebagai pengajar di sekolah Muhammadiyah lokasi dimana Fatmawati bersekolah. Fatmawati mengekor les bahasa Inggris untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah perguruan tinggi Rk Voolkshool. Kedekatan Soekarno dan Fatmawati terjadi pada tahun 1938.
Kedekatan antara Soekarno dan Fatmawati ini menciptakan pertengkaran hebat antara Inggit Ganarsih dan Soekarno. Akibatnya, Fatmawati memilih guna pindah ke lokasi tinggal neneknya yang sekarang menjadi museum Fatmawati Soekarno di Bengkulu.
Fatmawati kesudahannya dilamar seorang pemuda, tetapi sebelum tersebut ia meminta pendapat Soekarno tentang lamaran tersebut. Fatmawati bertemu Soekarno tepat di depan lokasi tinggal neneknya.
Dilamar oleh Soekarno
Ir Soekarno lantas melamar Fatmawati guna dijadikan istrinya. Lamaran Soekarno diterima oleh Fatmawati dengan kriteria berpisah dengan Inggit.
Demi mendapat Fatmawati yang begitu dicintainya Bung Karno dengan perasaan yang paling berat darurat harus merelakan kepergian Bu Inggit, sosok perempuan yang begitu tegar dan tulusnya menemani Bung Karno dalam perjuangan menjangkau Indonesia Merdeka.
Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilewati Bung Karno bareng Bu Inggit. Namun sejarah berbicara lain. Perjalanan masa-masa berkehendak lain, kehadiran Fatmawati diantara Bung Karno dan Bu Inggit sudah merubah segalanya.
Menikah Dengan Soekarno
Pada tahun 1943 Bung Karno menikahi Fatmawati, dan oleh sebab Fatmawati masih sedang di Bengkulu, sedangkan Bung Karno sibuk dengan kegiatannya di Jakarta sebagai pemimpin Pusat Tenaga Rakyat (Putera).
Pernikahan itu dilaksanakan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno, Opseter Sardjono. Pada 1 Juni 1943, Fatmawati dengan diantar orang tuanya berangkat ke Jakarta, melewati jalan darat.
Sejak tersebut Fatmawati menemani Bung Karno dalam perjuangan mencapai kebebasan Indonesia. Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 semua pemimpin bangsa dan semua tokoh pemuda terbit dari lokasi tinggal Laksamana Maeda, dengan diliputi kehormatan hati setelah merumuskan teks Proklamasi sampai dinihari.
Mereka, sudah sepakat guna memproklamasikan kebebasan bangsa Indonesia hari tersebut di lokasi tinggal Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi.
Tepat pukul 10.00, dengan suara mantap dan jelas, Soekarno membacakan teks proklamasi, pekik Merdeka juga berkumandang dimana-mana dan akhirnya dapat mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ke semua dunia.
Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
Kalau terdapat yang bertanya, apa peran wanita menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan? Tentu anda akan terkenang dengan sosok Fatmawati, istri Bung Karno.
Dialah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Setelah itu, terdapat seorang pemudi Trimurti yang membawa nampan dan memberikan bendera pusaka untuk Latief Hendraningrat dan Soehoed guna dikibarkan.
Dan, seluruh hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada hari itu, Ibu Fatmawati ikut dalam upacara itu dan menjadi pelaku sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Ibu Negara Republik Indonesia Pertama
Salah satu butir keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 ialah memilih Bung Karno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia.
Setelah Ir Soekarno menjabat sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia maka secara otomatis Fatmawati yang selalu menemani Soekarno lantas dikenal sebagai Ibu Negara Republik Indonesia yang kesatu.
Pada tanggal 4 Januari 1946 pusat pemerintahan Indonesia dialihkan ke Yogyakarta sebab keadaan Jakarta dialami makin tidak aman, menyusul hadirnya tentara NICA yang membonceng kedatangan tentara sekutu.
Ibu Fatmawai dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain sebab keduanya tidak pernah ingat kapan menikah.
Ini dapat dimaklumi sebab saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibungkus perang. Saat tersebut Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang guna menjajah Indonesia.
…Kami tidak pernah merayakan pernikahan perak atau pernikahan emas. Sebab kami anggap tersebut soal remeh, sementara kami tidak jarang kali dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat. – Fatmawati Soekarno.
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang sarat dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah dua-duanya menikah, Indonesia menjangkau kemerdekaan.
Tetapi ini belum selesai, malah saat tersebut perjuangan jasmani mencapai puncaknya. Bung Karno tentunya terlibat dalam masing-masing momen-momen urgen perjuangan bangsa.
Anak Fatmawati dan Soekarno
Pasangan ini mencetuskan putra kesatunya yakni Guntur Soekarnoputra. Guntur bermunculan pada ketika Bung Karno telah berusia 42 tahun. Berikutnya bermunculan Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh.
Putra-putri Bung Karno dikenal mempunyai bakat kesenian tinggi. Hal tersebut tak mengherankan mengingat Bung Karno ialah sosok pengagum karya seni, sedangkan Ibu Fatmawati paling pandai menari.
Di kota gudeg itu, Ibu Fatmawati mendapatkan tidak sedikit simpati, sebab sikapnya yang ramah dan gampang bergaul dengan sekian banyak lapisan masyarakat.
Sebagai seorang Ibu Negara, Ibu Fatmawati kerap menemani Bung Karno dalam trafik ke sekian banyak wilayah Republik Indonesia untuk membangunkan semangat perlawanan rakyat terhadap Belanda dan mengikuti trafik Presiden Soekarno ke sekian banyak Negara sahabat.
Fatmawati Soekarno Wafat
Peran serta perempuan dalam pembangunan telah diperlihatkan Ibu Fatmawati, beliau tidak jarang melakukan pekerjaan social, laksana aktif mengerjakan pemberantasan buta huruf, mendorong pekerjaan kaum perempuan, baik dalam edukasi maupun ekonomi.
Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia sebab serangan jantung saat dalam perjalanan kembali umroh dari Mekah yang kemudian dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Kata-kata terakhir beliau sebelum meninggal waktu tersebut :
….Datang ke Mekah telah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari aku mengerjakan zikir dan menyampaikan syahadat serta memohon agar diberi kekuatan mendekat untuk Allah. Juga memohon agar diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah. Aku berdo’a guna cita-cita laksana semula yakni cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan hingga terbang Indonesia Merdeka.
Rumah Sakit Fatmawati pada mulanya mempunyai nama Rumah Sakit Ibu Soekarno, terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Wilayah Jakarta Selatan.
Didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Semula direncanakan guna dijadikan suatu Sanatorium Penyakit Paru-paru untuk anak-anak.
Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan lokasi tinggal sakit di berikan kepada Departemen Kesehatan sampai-sampai tanggal tersebut diputuskan sebagai hari jadi RS Fatmawati.
Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984 diputuskan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 diputuskan sebagai RSU Kelas B Pendidikan.
Di Kota Bengkulu, sebagai kota kelahiran Ibu Fatmawati, Pemerintah Daerah beserta semua elemen menyerahkan apresiasi terhadap Ibu Fatmawati.
Sebagai format penghargaan dan sekaligus untuk memperingati Ibu Fatmawati, maka pada tanggal 14 Nopember 2001, Bandar Udara Padang Kemiling diolah menjadi Bandar Udara Fatmawati.
Perubahan nama Bandar udara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Perjuangan Ibu Fatmawati sekitar masa sebelum kebebasan dan setelah kemerdekaan dinyatakan oleh Pemerintah Pusat.
Gelar Pahlawan Nasional
Hal ini melewati Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tanggal 4 Nopember 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, maka Pemerintah Republik Indonesia menyerahkan gelar Pahlawan Nasional untuk Ibu Fatmawati.
Itulah informasi singkat tentang biografi fatmawati soekarno yang adalahistri dari Presiden Soekarno, semoga infomasi ini bisa bermanfaat untuk pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar