Minggu, 20 Januari 2019

KURSUS KOMPUTER MAJALENGKA-13 PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM

KURSUS KOMPUTER MAJALENGKA
13 Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia Beserta Penjelasannya
Sponsors Links


Kerajaan bercorak Islam dulunya lumayan lama berkuasa di Indonesia serta memiliki pengaruh yang besar. Peran semua Wali atau pendakwah dari agama Islam pun berandil besar. Beliau, semua wali Islam merangkul kebudayaan dalam usahanya guna menyebarkan agama Islam. Sehingga tidak sekadar memperkenalkan agama Islam, tapi pun ada Islamisasi terhadap kebudayaan.

Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Sejarah agama Islam di Indonesia pun meninggalkan tidak sedikit macam peninggalan sejarah yang masih diasuh sampai ketika ini. Tentu saya dan anda butuh tahu apa saja peninggalan sejarah dari kerajaan Islam, yakni :

1. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak ialah salah satu masjid sangat tua yang terdapat di Negara Indonesia dan adalahPeninggalan Kerajaan Islam di Indonesia. Masjid ini sedang di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Masjid Demak diyakini warga setempat pernah menjadi lokasi berkumpulnya semua wali yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa yang dikenal sebagai Walisongo. Pendiri dari masjid Agung Demak ialah Raden Patah, yakni raja kesatu dari Kesultanan Demak selama tahun ke-15 Masehi. (Baca Juga : Sejarah Masjid Agung Semarang)

2. Masjid Gedhe Kauman

Mesjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat ialah masjid raya dari Kesultanan Yogyakarta, atau Masjid Besar kepunyaan Provinsi Yogyakarta, yang bertempat di sebelah unsur barat perumahan Alun-alun Utara dari Keraton Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bareng dengan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu keraton Yogyakarta kesatu) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsitek dari masjid ini. Masjid itu didirikan pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Robi’ul Akhir 1187 H.

3. Masjid Ampel

Masjid Ampel ialah sebuah bangunan masjid kuno yang bertempat di kelurahan Ampel, kecamatan Semampir, kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Masjid ini mempunyai luas 120 x 180 meter persegi ini di bina pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekat masjid ini ada kompleks pemakakaman Sunan Ampel.

Masjid ini pada ketika sekarang menjadi objek wisata religi di kota Surabaya, masjid ini dikelilingi oleh bangunan yang mempunyai arsitektur Tiongkok dan Arab. Disamping kiri dari halaman masjid, terdapat suatu sumur yang dipercayai warga setempat sebagai sumur yang bertuah, seringkali digunakan oleh mereka yang yakin sebagai penguat janji atau sumpah. (Baca Juga : Sejarah Istana Al Hamra)

4. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta ialah istana dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang sekarang terletak di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Republik Indonesia. Walaupun kesultanan ini secara sah telah mengaku menjadi unsur dari Republik Indonesia pada tahun 1950, perumahan keraton ini masih difungsikan sebagai lokasi tinggal dari sultan dan lokasi tinggal tangga istananya yang masih tetap menjalankan tradisi dari kesultanan sampai sekarang.

Keraton Yogyakarta mulai di bina oleh Sultan Hamengku Buwono I sejumlah bulan pasca dari Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi dari keraton ini konon kisah warga setempat ialah bekas dari suatu pesanggarahan yang memilik nama Garjitawati. Pesanggrahan Garijitawati dipakai untuk tidur dari iring-iringan jenazah raja-raja dari KesultananMataram yang bakal dimakamkan di Kompleks Pemakaman Imogiri. Versi lain menuliskan bahwa tempat dari keraton ini ialah sebuah mata air yang mempunyai nama Umbul Pacethokan, yang terletak di tengah hutan Beringan.

5. Keraton Surosowan

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya ialah Keraton Surosowan. Keraton Surosowan ialah bangunan keraton di wilayah Banten. Keraton ini didirikan selama tahun 1522-1526 pada masa dominasi Sultan Maulana Hasanuddin, yang lantas dikenal oleh masyarakat selama sebagai pendiri dari Kesultanan Banten.

Pada masa Sultan Banten berikutnya bangunan keraton itu direnovasi bahkan hingga melibatkan berpengalaman arsitektur dari Belanda, yang mempunyai nama Hendrik Lucasz Cardeel yang mendekap agama Islam yang diberi gelar Pangeran Wiraguna. Dinding pembatas keraton ini setinggi 2 meter mengitari lokasi keraton sekitar tidak cukup lebih 3 hektare. Keraton Surowowan serupa dengan benteng Belanda yang kokoh dengan dilengkapi bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di keempat sudut bangunan keraton ini. Sehingga pada masa jayanya Kesultanan Banten pun disebut sebagai Kota Intan. (Baca Juga : Sejarah Islam di Indonesia)

6. Pemakaman Imogiri

Permakaman Imogiri, Pasarean Imogiri, atau Pajimatan Girirejo Imogiri ialah sebuah perumahan permakaman yang terletak di Imogiri, Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. Permakaman ini dirasakan suci dan kramat oleh penduduk sekitar sebab yang dimakamkan disini ialah raja-raja dan family raja dari Kesultanan Mataram. Makam Imogiri didirikan pada tahun 1632 oleh Sultan Mataram III Prabu Hanyokrokusumo yang adalahketurunan dari Sultan Panembahan Senopati Raja Mataram kesatu. Makam ini sedang di atas perbukitan yang masih satu unsur dengan Pegunungan Seribu.

7. Hikayat Amir Hamzah
Hikayat Amir Hamzah

Hikayat Amir Hamzah ialah sebuah sajak Melayu yang asal awalnya dari Islam – Parsi yang mengkisahkan mengenai kegagahan perjuangan dari Amir Hamzah dalam mengerjakan dakwah, menyebarluaskan agama Islam, dari Masyrik hingga Magrib. Kedudukan dari Hikayat Amir Hamzah paling populer di masyarakat bangsa Melayu dan seringkali dibaca oleh prajurit saat mau berangkat berperang supaya timbul motivasi dan keberanian saat berperang.

Sajak ini pun telah diterjemahkan dalam tidak sedikit bahasa di dunia dan bahasa di nusantara yakni bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Sasak, Bahasa Palembang, dan bahasa Aceh serta bahasa internasional yakni bahasa Arab, bahasa Hindi, dan bahasa Turki. Salah satu dari penulis/penyelenggara naskah yang membukukan Hikayat Amir Hamzah ialah Abdul Samad Ahmad dengansebuah judal yakni “Hikayat Amir Hamzah (Siri Warisan Sastera Klasik)”. (Baca Juga : Sejarah Kesultanan Aceh Darussalam)


8. Hikayat Hang Tuah

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya ialah hikayat Hang Tuah. Hikayat Hang Tuah ialah sebuah karya klasik sastra Melayu yang familiar dan menceritakan tentang Hang Tuah. Pada zaman kemakmuran Kesultanan Malaka, terdapat seorang mempunyai nama Hang Tuah, yakni laksamana yang amat terkenal. Dia berasal dari ruang belajar rendah, dan dicetuskan dalam suatu gubuk rusak. Tetapi sebab keberaniannya, dia amat dikasihi dan dia mendapat eskalasi pangkatnya. Maka dia menjadi seorang utusan dan mewakili negeranya dalam segala hal kenegaraan.

Hang Tuah memiliki sahabat karib yang mempunyai nama Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu. Dalam hikayat ini dikisahkan bahwa Hang Tuah paling setia terhadap Sri Sultan. Bahkan saat dia dikhianati kawan karibnya, yakni Hang Jebat yang mengerjakan pemberontakan guna membelanya akhirnya justeru dibunuh oleh Hang Tuah.

8. Sjair Abdoel Moeloek

Sjair Abdoel Moeloek ialah syair yang diciptakan pada tahun 1847, yang menurut sejumlah sumber ditulis oleh Raja Ali Haji atau putrinya yang mempunyai nama Saleha. Syair ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang sedang menyamar sebagai lelaki yang bertujuan untuk melepaskan suaminya yang adalahtawanan dari Sultan Hindustan, Sultan menawan karena sukses melakukan serangan ke kerajaan mereka. Buku syair ini bertemakan mengenai penyamaran gender yang dirasakan menata ulang mengenai hierarki dari lelaki dan perempuan serta bangsawan dan pelayan. Tema ini tidak jarang ditemukan di sastra kontemporer Jawa dan Melayu.

Sjair Abdoel Moeloek sudah berkali-kali dicetak ulang dan diterjemahkan. Syair ini sering diusung menjadi lakon panggung dan menjadi dasar kisah dari Sair Tjerita Siti Akbari karya Lie Kim Hok. (Baca Juga : Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah Sejak Awal Berdiri )

9. Grebeg Besar Demak
Grebeg Besar Demak
Grebeg Besar Demak ialah sebuah acara kebiasaan tradisional besar dari Kesultanan Demakdan sebagai Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia. Tradisi Grebeg Besar Demak ini diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijah ketika Idul Adha. Dimeriahkan oleh karnaval kirap kebiasaan yang dilakukan dari Pendopo Kabupaten Demak sampai ke Makam Sunan Kalijaga yang sedang di Desa Kadilangu, yang jaraknya selama 2 kilometer dari lokasi acara dimulai.

Demak ialah kerajaan Islam kesatu dipulau jawa dan pusat dari penyebaran agama Islam dipulau Jawa. Berbagai teknik dilakukan oleh semua Walisongo dalam menyebarluaskan agama Islam, yakni dengan teknik pendekatan semua Wali melewati jalan mengajarkan agama Islam lewat kebudayaan atau adat istiadat yang sudah ada. Karena tersebut setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam mengenang Hari Raya Idul Adha dengan mengerjakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan acara menyembelih fauna qurban dan kemudian dilakukan acara Grebeg Besar Demak. Pada masa itu, hanya dilakukan dilingkungan Masjid Agung Demak saja dan pun disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya dari penyebarluasaan agama Islam dipulau jawa oleh Wali Sanga.

10. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman ialah sebuah bangunan masjid dari Kesultanan Aceh yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada abad 1022 H/1612 M. Bangunan ini estetis dan megah yang serupa dengan Taj Mahal yang terdapat di India ini bertempat di Kota Banda Aceh dan menjadi titik pusat dari segala kegiatanyang di Aceh Darussalam.

Sewaktu Negara Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi yang dilaksanakan tentara Belanda pada Bulan Shafar 1290 Hijriah/10 April 1873 Masehi, Masjid Raya Baiturrahman dihanguskan oleh tentara Belanda. Pada tahun 1877 Belanda menegakkan kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk unik simpati masyarakat Aceh dan meredam kemarahan dari Bangsa Aceh. Pada masa tersebut Kesultanan Aceh masih sedang di bawah dominasi Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang ialah Sultan Aceh sangat akhir.



11. Istana Maimun
istana maimun
Istana Maimun ialah istana dari Kesultanan Deli yang adalahsalah satu ikon dari kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, yang bertempat di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.

Didesain oleh arsitek yang berasal dari Italia dan didirikan oleh Sultan Deli yang mempunyai nama Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan dari istana ini dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 1888 dan berlalu pada tanggal 18 Mei 1891. Istana Maimun ini mempunyai luas menjangkau 2.772 m2 dan mempunyai 30 ruangan. Istana Maimun sendiri terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yakni bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana itu menghadap ke arah unsur utara dan pada sisi depan bangunan istana ini terdapat suatu bangunan Masjid Al-Mashun atau Masjid Raya Medan.

12. Keraton Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta ialah istana kepunyaan Kasunanan Surakarta yang bertempat di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Keraton ini di bina oleh Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744 sebagai ganti dari Istana/Keraton Kartasura yang hancur lebur dampak Geger Pecinan 1743.

Susuhunan Pakubuwana II pada saat tersebut memerintahkan Tumenggung Hanggawangsa dan Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan dari pasukan Belanda yang mempunyai nama J.A.B. van Hohendorff, guna mencari tempat ibu kota/keraton yang baru. Dibangunlah keraton baru di Desa Sala, tidak jauh dari sungai Bengawan Solo. Untuk mengerjakan pembangunan keraton, Susuhunan Pakubuwana II melakukan pembelian tanah dari akuwu (lurah) Desa Sala yang mempunyai nama Ki Gede Sala.

13. Tabuik
tabuik
Tabuik ialah perayaan lokal dalam rangka merayakan Asyura yakni gugurnya Imam Husain, cucu dari Nabi Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di wilayah pantai Provinsi Sumatera Barat, terutama di Kota Pariaman. Festival ini memperlihatkan sebuah drama dari Pertempuran Karbala, dan dengan memainkan drum tassa dan dhol. Upacara mengarungkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Kota Pariaman pada tanggal 10 Muharram semenjak 1831. Upacara Tabuik diperkenalkan di wilayah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi’ah dari Negeri India, yang bermukim didaerah sini pada masa pemerintahan dari Negara Inggris di Sumatera unsur barat.

Jadi itulah 13 Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia. Dengan adanya peninggalan-peningglan bersejarah ini memperlihatkan bahwa dahulu penyebaran agara islam di indonesia sangatlah tidak mudah. Namun kini situs website ini menjadi warisan indonesia dan wajib guna di lestarikan.
Kursus Komputer di Majalengka
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka


Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka


(0233) 8281236 | 085216667297

Tidak ada komentar:

Posting Komentar