Jumat, 18 Januari 2019

KURSUS KOMPUTER MAJALENGKA-BATIK PEKALONGAN

KURSUS KOMPUTER MAJALENGKA
Batik Pekalonngan

Batik ialah salah satu teknik pembuatan bahan pakaian. Selain tersebut batik dapat mengacu pada dua hal. Yang kesatu ialah teknik pewarnaan kain dengan memakai malam untuk menangkal pewarnaan beberapa dari kain. Pengertian kedua ialah kain atau busana yang diciptakan dengan kiat tersebut. Kata “batik” berasal dari campuran dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.

Sejarah kiat batik
Seni pewarnaan kain dengan kiat pencegahan pewarnaan memakai malam ialah salah satu format seni kuno. Penemuan di Mesir mengindikasikan bahwa kiat ini sudah dikenal sejak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang pun dilapisi malam untuk menyusun pola. Di Asia, teknik serupa batik pun diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik laksana batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.

Di Indonesia, batik diandalkan  sudah ada sejak zaman Majapahit, dan menjadi paling populer akhir abad XVIII atau mula abad XIX. Batik yang didapatkan ialah semuanya batik tulis sampai mula abad XX dan batik cap baru dikenal sesudah Perang Dunia I atau selama tahun 1920-an. Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa,

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang mengenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sedangkan batik tradisional yang diproduksi dengan kiat tulisan tangan memakai canting dan malam dinamakan batik tulis. Pada ketika yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya pun membawa batik bareng mereka.

Budaya batik
Batik ialah kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan sudah menjadi unsur dari kebiasaan Indonesia (khususnya Jawa) semenjak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan kemampuan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sampai-sampai di masa lalu kegiatan membatik ialah pekerjaan khusus perempuan hingga ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.

Ada sejumlah pengecualian untuk fenomena ini, yakni batik pesisir yang mempunyai garis maskulin laksana yang dapat dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di sejumlah daerah pesisir kegiatan membatik ialah lazim untuk kaum lelaki. Tradisi membatik pada awalnya adalahtradisi yang turun temurun,

Batik adalahwarisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai ketika ini masih ada. Batik pun kesatu kali diperkenalkan untuk dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu tersebut memakai batik pada Konferensi PBB.

Corak batik
Ragam corak dan warna Batik diprovokasi oleh sekian banyak  pengaruh asing. Awalnya, batik mempunyai ragam corak dan warna yang terbatas, dan sejumlah corak melulu boleh digunakan oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap sekian banyak  pengaruh luar, seperti semua pedagang asing dan pun pada akhirnya, semua penjajah. Warna-warna terang seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang pun mempopulerkan corak phoenix.

Bangsa penjajah Eropa pun mengambil minat untuk batik, dan hasilnya ialah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan pun benda-benda yang diangkut oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk pun warna-warna kesenangan mereka laksana warna biru. Batik tradisonal tetap menjaga coraknya, dan masih digunakan dalam upacara-upacara adat, karena seringkali masing-masing corak mempunyai perlambangan setiap daerah.



Cara pembuatan
Semula batik diciptakan di atas bahan dengan warna putih yang tercipta dari kapas yang disebut kain mori. Dewasa ini batik juga diciptakan di atas bahan lain laksana sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik disusun dengan cairan lilin dengan memakai alat yang disebut canting guna motif halus, atau kuas guna motif berukuran besar, sampai-sampai cairan lilin meresap ke dalam serat kain.

Kain yang sudah dilukis dengan lilin lantas dicelup dengan warna yang diinginkan, seringkali dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilaksanakan untuk motif beda dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah sejumlah kali proses pewarnaan, kain yang sudah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia guna melarutkan lilin.





Setelah selesai ulasan diatas anda langsung ke inti dari judul anda saja yaa heheh yakni “BATIK PEKALONGAN”



Sejarah batik pekalongan ini sebetulnya telah dibuka sejak paska konflik dan pertempuran yang terdapat dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, pertempuran yang melawan kolonial Belanda dan friksi di lingkungan keraton memang paling sering terjadi. Kondisi berikut yang kesudahannya memaksa beberapa keluarga keraton guna mengungsi ke wilayah lain dan salah satunya ialah kota Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah memiliki ketrampkilan membatik berikut yang kesudahannya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan lokasi mereka mengungsi tersebut.

Di kota Pekalongan tersebutlah batik itu akhirnya tumbuh pesat dan kesudahannya terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar sampai akhrinya menjadi sumber mata pencaharian. Bagi motif batik pekalongan ini sangat diprovokasi oleh keadaan wilayah yang terdapat di sekitarnya. Hingga ketika ini jenis batik pekalongan yang sangat dikenal menurut prosesnya ialah batik tulis dan pun batik cap. Meskipkun demikian motif batik pekalongan tetap memiliki karakteristik yang pastinya menjadi pesona tersendiri untuk peminat batik terutama batik dari Pekalongan ini.

Memang tidak dapat dipungkiri dan memang mesti disyukuri bahwa Negara anda ini tidak sedikit menyimpan kekayaan yang belum pasti mempunyai kekayaan sebagaimana dipunyai oleh negeri ini. Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi beberapa kecil kebiasaan bangsa anda ini telah dapat mengusung nama Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal sebuah produk tentunya pun akan menolong meningkatkan kesuksesannya mendapatkan deviden yang lebih banyak.

Wujud Batik Pekalongan

Bentuk Batik Pekalongan

Ada sejumlah wujud batik pekalongan menurut pembuatannya, yaitu:

Batik cap
Batik dengan tehnik cap ini adalahpembuatan batik yang dilaksanakan dengan teknik menggunakan canting cap. Bentuknya yang serupa dengan stempel ini menciptakan proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya pun tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilaksanakan dengan teknik seperti menggambar di atas kain ini. Untuk memisahkan batik cap ini, kamu bisa memperhatikan sejumlah ciri khas dari batik celup diantaranya ialah warna batik pada kedua belah sisi kain ialah sama, motif yang dipilih tidak terlampau detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada kain seringkali warna gelap.

Batik tulis
Batik yang diciptakan dengan teknik menyebutkan langsung motif

batik secara manual dengan memakai canting. Batik tulis ini mempunyai keanehan tersendiri sebab proses pembuatannya yang lumayan rumit dan memerlukan ketelatenan tingkat tinggi. Sesuai dengan tingkat kendala dalam membuatnya, batik tulis memang dipasarkan dengan harga yang lebih mahal. Hal ini paling sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan memiliki motif batik yang detil. Bagi batik pekalongan pun ada jenis batik tulis yang pun mempunyai daya jual yang tinggi.

Batik sablon
Seiring dengan peradaban tehnologi, batik pekalongan pun ada yang diproses dengan teknik disablon. Cara ini ialah cara yang sangat cepat dan gampang sehingga dalam sekali pembuatan, produsen dapat menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi dengan teknik ini biasanya tidak sedikit dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat tentunya pun akan memprovokasi harga penjualan produk batik yang satu ini, sampai-sampai batik sablon dipasarkan dengan harga yang relatif murah.

Meskipun sejumlah jenis batik nyaris mempunyai proses batik yang sama, namun batik pekalongan memang memiliki karakteristik yang kuat sampai-sampai batik yang satu ini memiliki tidak sedikit penggemar.



Tata Cara Pembuatan Batik Pekalongan

Berikut ini ialah proses membatik yang berurutan dari mula hingga akhir. Penamaan atau penyebutan teknik kerja di tiap wilayah pembatikan dapat berbeda-beda, namun inti yang dikerjakannya ialah sama tergolong di Pekalongan ini, yaitu:.

Ngemplong
Ngemplong adalahtahap paling mula atau pendahuluan, dimulai dengan membasuh kain mori. Tujuannya ialah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yakni memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang telah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak supaya kain menjadi lemas, sampai-sampai daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.

Setelah melewati proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilaksanakan proses pengemplongan, yakni kain mori dipalu guna menghaluskan lapisan kain supaya mudah dibatik.



Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola ialah proses menjiplak atau menciptakan pola di atas kain mori dengan teknik meniru pola motif yang telah ada, atau biasa dinamakan dengan ngeblat. Pola seringkali dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak cocok pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilaksanakan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan memakai pensil atau canting. Namun supaya proses pewarnaan bisa sukses dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya butuh diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini dinamakan ganggang.



Mbathik
Mbathik adalahtahap berikutnya, dengan teknik menorehkan malam batik ke kain mori, dibuka dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan sekian banyak  macam bentuk). Di dalam proses isen-isen ada istilah nyecek, yaitu menciptakan isian dalam pola yang sudah diciptakan dengan teknik memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang nyaris sama dengan isen-isen, namun lebih rumit.



Nembok
Nembok ialah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terpapar warna dasar, dalam urusan ini warna biru, dengan memakai malam. Bagian tersebut diblokir dengan lapisan malam yang tebal seakan-akan adalahtembok penahan.



Medel
Medel ialah proses pencelupan kain yang telah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sampai-sampai mendapatkan warna yang diinginkan.



Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan memakai lempengan logam, lantas kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.



Mbironi
Mbironi ialah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan memakai malam. Di samping itu, ada pun proses ngrining, yakni proses memenuhi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilaksanakan setelah proses pewarnaan dilakukan.



Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yakni sejenis kayu yang dipakai untuk menemukan warna cokelat. Adapun caranya ialah dengan mencelupkan kain ke dalam gabungan warna cokelat tersebut.



Nglorod
Nglorod adalahtahapan akhir dalam proses penciptaan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang memakai perintang warna (malam). Dalam etape ini, pembatik mencungkil seluruh malam (lilin) dengan teknik memasukkan kain yang sudah lumayan tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan lantas diangin-arginkan sampai kering. Proses menciptakan batik memang lumayan lama. Proses mula hingga proses akhir dapat melibatkan sejumlah orang, dan solusi suatu langkah proses pun memakan waktu. Oleh sebab itu, sangatlah wajar andai kain batik tulis berharga lumayan tinggi.



Bahan Pembuatan Batik Pekalongan

Perlengkapan membatik tidak tidak sedikit mengalami perubahan. Dilihat dari perlengkapan dan teknik mengerjakannya, membatik bisa digolongkan sebagai sebuah kerja yang mempunyai sifat tradisional.

Gawangan
Gawangan ialah perkakas guna menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan tercipta dari kayu atau bambu. Gawangan mesti diciptakan sedemikian rupa sampai kuat, ringan, dan gampang dipindah-pindah.



Bandul
Bandul diciptakan dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul ialah untuk menahan supaya mori yang baru dibatik tidak gampang tergeser ketika tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.



Wajan
Wajan ialah perkakas utuk mengencerkan malam. Wajan diciptakan dari logam baja atau tanah liat. Wajan usahakan bertangkai agar mudah diusung dan diturunkan dari tungku tanpa memakai alat lain.



Kompor
Kompor ialah alat untuk menciptakan api. Kompor yang biasa digunakan ialah kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini dapat diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang memakai arang, dan lain-lain. Kompor ini bermanfaat sebagai tungku dan pemanas bahan-bahan yang dipakai untuk membatik.



Taplak
Taplak ialah kain untuk memblokir paha si pembatik supaya tidak terpapar tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau masa-masa membatik.

Saringan Malam
Saringan ialah alat guna menyaring malam panas yang memiliki tidak sedikit kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran bisa mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dilemparkan sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu dipakai untuk membatik.

Ada bermacam-macam format saringan, semakin halus semakin baik sebab kotoran bakal semakin tidak sedikit tertinggal. Dengan demikian, malam panas bakal semakin bersih dari kotoran saat dipakai untuk membatik.



Canting
Canting ialah alat yang digunakan untuk mengalihkan atau memungut cairan, tercipta dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini digunakan untuk menyebutkan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan memakai bahan teflon.



Mori
Mori ialah bahan baku batik yang tercipta dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya paling menilai baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang diperlukan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.

Tidak terdapat ukuran tentu dari panjang kain mori karena seringkali kain itu diukur secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut disebut kacu. Kacu ialah sapu tangan, seringkali berbentuk bujur sangkar.

Jadi, yang dinamakan sekacu ialah ukuran persegi mori, dipungut dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh sebab itu, panjang sekacu dari sebuah jenis mori akan bertolak belakang dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.

Namun di masa kini, ukuran itu jarang digunakan. Orang lebih mudah memakai ukuran meter persegi guna menilai panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini telah berlaku secara nasional dan akhirnya mempermudah konsumen saat melakukan pembelian kain batik. Cara ini dapat meminimalisir kesalahpahaman dan dipakai untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.



Malam (Lilin)
Malam (lilin) ialah bahan yang dipergunakan guna membatik. Sebenarnya malam tidak berakhir (hilang) sebab pada kesudahannya malam akan dipungut kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik hingga batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan guna membatik bertolak belakang dengan malam (lilin) biasa. Malam guna membatik mempunyai sifat cepat diserap kain, namun dapat dengan gampang lepas saat proses pelorodan.



Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) ialah tempat guna duduk pembatik. Biasanya tercipta dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, lokasi duduk bisa dengan gampang dibeli di toko-toko.



Pewarna Alami
Pewarna alami ialah pewarna yang dipakai untuk membatik. Pada sejumlah tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama bila mereka hendak mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat didapatkan dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang modern pun tidak dapat menyamai sesuatu yang alami.

Itulah jenis perangkat membatik yang mesti ada. Proses membatik membutuhkan waktu yang lumayan lama, terlebih bila kain yang dibatik paling luas dan coraknya lumayan rumit.



BENTUK MOTIF-MOTIF BATIK DAN CORAK PEKALONGAN

1. Batik Tulis Pekalongan Motif Burung Garuda
Batik-Tulis-Pekalongan-Motif-Burung-Garuda.png

2. Motif Batik Jlamprang
MOTIF JLAMPRANG

3. Motif Batik Liong
Motif-Batik-Liong-Pekalongan.png

4. Motif dengan warna cerah
Warna-Cerah-Batik-Tulis-Pekalongan.png

Kursus Komputer di Majalengka
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka

Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka


(0233) 8281236 | 085216667297

Tidak ada komentar:

Posting Komentar