Seperti yang anda tahu bahwa Cirebon tumbuh dan berkembang menjadi kota sarat dengan warisan kebiasaan dan sejarah yang menjadi unsur kebudayaan Cirebon. Dimana sudah menjadi bagian urgen dari kehidupan bangsa Indonesia dan terdaftar sebagai website sejarah nasional. Tentu saja, banyaknya potensi kebiasaan yang terdapat di Cirebon, tidak saja akan menyebabkan wisatawan, melainkan dapat terbukanya lapangan kegiatan di bidang pariwisata.
Pasalnya dalam membangun, mengelola, sampai melestarikan kebiasaan wisata di Cirebon, pihak pemerintah tentunya membutuhkan tidak sedikit orang guna berpartisipasi dalam pembangunan maupun pelestarian. Kemudian tumbuh lokasi wisata kebiasaan dan sejarah yang juga sokongan masyarakat setempat. Inilah sisi kebudayaan Cirebon sebagai warisan sejarah.
Sisi Kebudayaan Cirebon Sebagai Warisan Sejarah
Kenali Sisi Kebudayaan Cirebon Sebagai Warisan Sejarah
1. Asal Muasal Perkembangan Kota Cirebon
Pada artikel Babad Cerbon (PS Sulendraningrat, 1986) yang menyebutkan bahwa Cirebon adalahkota yang sudah terbentuk semenjak abad ke-15 M dari suatu desa nelayan yang tak begitu bermakna. Namun Cirebon lantas berkembang secara bertahap, dan pada abad ke-16 kota dan tumbuh menjadi ibukota kerajaan merdeka yang dilengkapi dengan keraton, masjid, alun-alun, pasar, jaringan jalan darat dan air, pelabuhan, benteng yang mengayomi areal selama 50 hektar, serta taman kerajaan baru yang di bina dua abad berikutnya.
2. Budaya dan Tradisi Cirebon Yang Kental
Kebudayaan Cirebon memang paling kental akan sekian banyak budaya dan tradisi. Hal ini disebabkan Cirebon sebagai sentral jalur perdagangan, penyebaran agama, masyarakat yang toleran dan ramah-tamah. Dengan suasana seperti tersebut para leluhur memformulisasikan kebiasaan dan tradisi sehingga tidak sedikit peninggalan bangunan-bangunan tua, mulai dari keraton, masjid, petilasan, kelenteng, gereja, gedung-gedung, stasiun, taman, dan beda sebagainya. Karena itulah, mengapa karakteristik kota Cirebon yang sampai ketika ini beberapa masih dilestarikan oleh masyarakatnya.
3. Budaya Hindu-Budha dan Islam
Taukah kamu bahwa kebiasaan dan tradisi di Jawa khususnya di Cirebon sangat diprovokasi oleh kedatangan Hindu-Budha dan Islam. Bahkan sebuah kisah menyatakan bahwa kedatangan agama-agama itu datang tanpa memakai kekerasan atau peperangan.
Pasalnya masyarakat Jawa yang ramah dan santun dalam menerima pendatang. Maka tak heran, bila tidak sedikit Cirebon tidak sedikit imigran dari China, Arab, India dan tidak sedikit etnis beda kian bertambah, maka komposisi warga kota juga kian majemuk. Kesultanan Cirebon didirikan guna menunjang syiar Islam, namun tetap adanya sikap toleran terhadap kemajemukan sosial. Cirebon paling maju saat Sunan Gunung Jati sebagai sultan yang memerintah Cirebon. Penyebaran kebiasaan Islam pun menyebar luas tidak saja di Cirebon tapi pun di distrik Sunda.
4. Potensi Wisata Budaya
Potensi wisata kebiasaan yang paling luar bisa bilamana pemerintah atau dinas berhubungan menyentuh lantas mengembangkan dan menambah keindahan serta penambahan kemudahan melalui sejumlah perbaikan. Dengan begitu, bakal membuat pesona terhadap wisatawan baik lokal maupun internasional. Apalagi Kota Cirebon ialah kota tua yang menyimpan segudang kisah nyata nan bermakna dengan sekian banyak warisan sejarah dan kebiasaan yang kaya bakal nilai serta seni tradisi. Jadi, berikut aset warisan kebiasaan yang tidak ternilai harganya, dan memiliki makna strategis guna kepentingan sejarah, budaya, yang mesti dikembangkan sebagai objek wisata.
Baca pun : Ki Bagus Rangin Pahlawan Nasional dari Cirebon
Demikian ulasan mengenai sisi kebiasaan Cirebon sebagai warisan sejarah. Beberapa peninggalan seni kebiasaan seperti keraton Cirebon, masjid Agung Cipta Rasa Cirebon yang sampai ketika ini masih dilestarikan serta terjaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar